Rabu, 28 Mei 2008

Fenomena Umat Islam

Melihat fenomena umat Islam zaman sekarang jauh dari yang namanya cahaya Islam. Mereka seakan-akan kehilangan jati diri yang takan mungkin hilang dari benaknya. Kemaksiatan terjadi di mana-mana dan tidak memandang bulu mulai dari kalangan remaja yang istilahnya belum tahu apa-apa sampai pada kalangan berdasi yang sudah banyak makan garam. Ada yang mengatakan, “Saya Islam hanya sebatas Islam KTP. Solat karena kebiasaan dari kecil.” Sungguh ironis sekali perkataan mereka yang merupakan ungkapan hati yang fitrah. Mereka memilah-milah antara urusan agama dan urusan duniawi. Padahal Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia berdasarkan yang diinginkan oleh Sang Pencipta.
Banyak orang beranggapan bahwa zaman jahiliah adalah zaman sebelum Nabi Muhamad Saw datang membawa agama yang hak di Jazirah Arab. Zaman ini ditentukan oleh suatu kondisi masyarakat yang pernah ada sebelum Nabi Muhamad diangkat sebagai Rasul. Di mana kondisi masyarakatnya ditandai dengan penuh kemaksiatan. Pembunuhan, perzinahan, dan mabuk-mabukan bukanlah hal yang aneh di zaman ini. Kejahiliahan ini disebabkan oleh kebodohan yaitu belum mengenal hakikat Tuhan, mereka mencari Tuhan dengan mewujudkan-Nya dalam bentuk penyembahan terhadap berhala. Setelah Nabi Muhamad datang dengan membawa kabar gembira dan peringatan, satu per satu mereka mau menerima Rasul. Tetapi tidak sedikit dari mereka yang menolak seperti pamannya sendiri yaitu Abu Thalib, Abu Jahal dan istrinya secara terang-terangan menolak Rasul bahkan mereka sampai melempari kotoran unta pada Rasulullah ketika beliau sedang solat. Menghadapi penolakan tersebut Rasulullah tidak gentar menghadapi mereka. Rasul terus berjuang, menebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Alhasil, Rasul dapat menguasai 2/3 dari dunia. Dengan kekuasaan Rasul rakyatnya makmur sejahtera karena Rasul memberlakukan aturan yang universal datang dari Sang Pencipta langit dan bumi.
Bila kita membandingkan kondisi umat manusia pada zaman sekarang ternyata banyak persamaan dengan kondisi umat pra Islam. Pada zaman sekarang manusia bangga dengan peradaban yang katanya beradab. Kebobrokan moral dan kebodohan terbungkus oleh kemasan kebodohan yang indah. Sekarang kita lihat kecanggihan teknologi semakin menjauhkan dari hakikat penciptaan dari Allah Swt., atas nama seni para wanita bertelanjang ria, atas nama ketertiban masyarakat pelacuran ditertibkan lewat pembangunan lokalisasi, dan demi pemasukan negara (pajak) minuman keras menjadi legal dan halal bagi mereka yang berkantung tebal dan lemah iman, peperangan sengaja diletuskan agar persenjataan laku, nasionalitas yang sempit menjadikan negara satu dengan yang lainnya saling berperang.
Sebagai umat Islam mungkin ada bersitas dan renungan, mengapa ini bisa terjadi? Apa yang mesti dilakukan untuk mengembalikan kondisi umat Islam seperti dulu lagi? Untuk mengubah wajah umat Islam yang suram diperlukan suatu usaha secara bersama-sama yang sangat penuh dengan pengorbanan dan perjuangan. Dimulai dengan suatu ajakan untuk menyingkirkan penyakit dalam tubuh umat Islam sendiri hingga menyadari tugas dan fungsinya yang harus dijalankan di muka bumi ini. Ajakan dengan dakwah mudah-mudahan dapat membina kembali umat Islam memahami Islam secara integral, tidak sekedar simbol tanpa makna. Solusi permasalahan tersebut harus dimulai dengan memperbaiki diri sendiri dan beberapa hal yang harus diupayakan seperti:
1. Kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup dengan membaca, mentadaburi, dan mengamalkannya.
2. Membersuhkan diri dari penyakit wahn dengan menanamkan niat yang kuat untuk berjuang di jalan Allah.
3. Memperkuat persaudaraan diantara umat Islam sendiri dimulai dari lingkungan yang kecil.
4. Mempelajari konsep-konsep Islam agar terhindar dari invasi pemikiran.

Sabtu, 16 Februari 2008

Komentar Uraina Pada Jurnal

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah membaca uraian Bapak yang berjudul " Pembelajaran Kalimat Bahasa Indonesia Dengan Pola Spiral Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar" pada halaman 48 benar adanya. Penguasaan kalimat sangat diperlukan oleh seseorang baik itu seorang guru, calon guru, pembelajar (peserta didik) ataupun oleh mahasiswa dengan jurusan apapun. Penguasaan pola kalimat akan bermanfaat bagi kemampuan menulis wacana dan mengurangi kekeliruan dalam berbahasa. Terutama bagi calon guru ataupun yang sudah menjadi guru Sekolah Dasar penguasaan kalimat sangat berpengaruh kepada anak didik dalam menyampaikan pembelajaran. Respon seorang anak pada usia SD terhadap apa yang dipelajari sangat tinggi terutama bagi hal yang baru. Mungkin pada anak yang tinggal di daerah yang pada kebiasaannya menggunakan bahasa daerahnya, Bahasa Indonesia ini akan terasa hal yang baru bagi dirinya. Oleh karena itu apabila guru salah memberikan pengertian mengenai kalimat maka akibatnya akan fatal pada anak didiknya. Penguasaan kalimatnya akan salah.
Dengan pola spiral ini menuntut pembelajaran untuk menguasai kalimat aktif-pasif, kalimat berdasarkan kategori predikat, pola kalimat dan kalimat majemuk yang merupakan pokok dari penguasaan kalimat.